Thursday, January 26, 2012

PERCAKAPAN KELAS XI SEM II

Kaiwa 1
Haruko : ohayou gozaimasu
Ichigo : ohayou
Haruko : Futaro san no kaban wa atarashii desuka
Ichigo : hai, atarashii desu
Haruko : Joko san no mise wa hiroi desuka
Ichigo : hai, hiroi desu
Haruko : Vita san no heya wa akarui desuka
Ichigo : iie, kurai desu
Haruko : doumo arigatou gozaimasu
Ichigo : iie, douitashimashite

Kaiwa 2
Budi : ohayou gozaimasu
Ratno : ohayou
Budi : sumimasenga asa nani wo shimasuka
Ratno : sentakushimasu
Budi : hiru nani wo shimasuka
Ratno : shinbun wo yomimasu
Budi : yoru nani wo shimasuka
Ratno : shukudai wo shimasu
Budi : aa.. soudesuka

Kaiwa 3
A: Ohayou gozaimasu
B: Ohayou
A: B san, Asa nani wo shimasuka.
(B apa yang kamu lakukan pada pagi hari?)
B: Ha wo migakimasu. Sorekara, shawaa wo abimasu.
(saya menggosok gigi kemudian mandi shower)
A san wa nani wo shimasuka.
(kalau A apa yang kamu lakukan )
A: Kao wo araimasu. Sorekara soujishimasu.
(saya membasuh muka kemudian bersih-bersih )
B: Soudesuka (oo begitu yaa), doumo arigatou gozaimasu
A: iie doutashimashite

Kaiwa 4
A: konnichiwa
B: konnichiwa
A: sumimasenga, Asa, pan wo tabemasuka.
(maaf, pada pagi hari apakah kamu makan roti?)
B: hai, tabemasu (ya, makan)
A: Hiru, miruku wo nomimasuka.
(pada siang hari apakah kamu minum susu?)
B: iie, nomimasen (tidak minum)
A: Yoru, shinbun wo yomimasuka.
(pada malam hari apakah kamu membaca koran?)
B: hai, yomimasu (ya membaca)
A: doumo arigatou gozaimasu.
B: iie, douitashimashite

Kaiwa 5
Nita : ohayou gozaimasu
Luna : ohayou
Nita : maiasa nanji ni oinorishimasuka
Luna : goji goro oinorishimasu
Nita : mainichi nanji ni uchi e kaerimasuka
Luna : niji han goro kaerimasu
Nita : Maiban nanji ni gohan wo tabemasuka
Luna : shichiji goro tabemasu
Nita : soudesuka, doumo arigatou gozaimasu
Luna : iie douitashimashite

Sunday, January 15, 2012

Sebuah Surat Dari Masa Depan


Sebuah Surat Dari Masa Depan
Kepada Yth
Manusia
Di
Tahun 2009
Aku hidup di tahun 2050. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku, Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya. Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja. Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG BUANG AIR” Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air. Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan… yang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.
Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. Dia bertanya: – Ayah ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ? Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku. .. Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga !. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini ! Tolong Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunan mu kelak”
“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”
Regards, “TANAMLAH SEBANYAK-BANYAKNYA POHON DAN HEMATLAH AIR”
Jerry “UNTUK ANAK DAN CUCUMU KELAK DIMASA DEPAN”


Monday, January 2, 2012

Merumuskan Misi Sekolah


A.    Misi Sekolah
1.      Pengertian misi
Berikut ini beberapa pengertian tentang misi dari para pakar:
a)      Misi adalah tugas yang dirasakan orang sebagai kewajiban untuk melakukakannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
b)      Menurut Dr. Sapta Nirwana, misi adalah langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan guna merealisasikan atau mewujudkan visi.
c)      Menurut Edwin A.Locke, dalam Esensi Kepemimpinan, misi adalah tindakan stategis untuk meraih visi organisasi.
d)     Dalam Pedoman Penyusunan Laporan dijelaskan, bahwa misi adalah suatu yang harus diemban/dilaksanakan instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
e)      Misi adalah sesuatu yang harus diemban/dilaksanakan sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tercapai tujuan organisasi dengan baik.
2.      Hakikat Misi
a)      Semakna dengan usaha, kegiatan dan tindakan yang strategis.
b)      Merupakan tugas satuan/bagian organisasi yang mendukung tugas organisasi.
3.      Karakteristik Misi
Misi memiliki karakteristik, antara lain:
a)      Menggambarkan upaya mewujudkan visi
b)      Menunjukkan arah dan tujuan organisasi
c)      Menunjukkan output organisasi, baik pelayanan, jasa maupun produk.
d)     Menunjukkan sifat tugas: koordinasi, pengaturan, pembicaraan atau pengawasan.
Menurut Bob Will dan Robert S. Slum, dalam “The Visioner Leader”, misi seyogyianya menggunakan kalimat yang jelas, ringkas, singkat, mengesankan, mudah dipahami, dorongan memaksa diri dan menonjolkan pelayanan
4.      Perumusan Misi
a)      Meyakini kebenaran dan ketetapan visi.
b)      Mengkaji dan menganalisis dengan teliti kelengkapan tugas organisasi.
c)      Melibatkan semua satuan kerja/bagian organisasi.
d)     Menerjemahkan visi organisasi pada kurun waktu tertentu.
e)      Merumuskan dengan pernyataan spesifik dan tegas.
f)       Menyatakanya secara tertulis.
g)      Memuat hal-hal yang bersifat pokok-pokok
h)      Setiap level organisasi dalam suatu organisasi harus memiliki misi yang berbeda.
i)        Misi organisasi/sekolah harus mengacu pada lembaga yang di atasnya penyelenggara.
j)        Diawali dengan kata kerja aktif.
5.      Merumuskan Misi Sekolahj
Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan atau merealisasikan visi. Karena visi harus mengakomodasi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, maka misi dapat juga diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait dengan sekolah.
            Sebuah misi rumusannya selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan”, dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi. Misi hendaknya dirumuskan dalam pernyataan yang operasional untuk dapat diselesaikan. Jika dalam rumusan misi tanpa mendasarkan pada visi, maka ia tidak akan memiliki otoritas moral untuk mendorong kegiatan, terutama apabila misi tersbut sangat sulit atau memiliki resiko yang tinggi.
            Misalnya, sebuah sekolah yang mempunyai visi “PRIMA DALAM PRESTASI DAN SANTUN DALAM PERILAKU”  maka merumuskan misinya sebagai berikut:
a)      Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b)      Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
c)      Menumbuhkan penghayatan terhadap sjaran agaman yang dianut dan juga budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
Dari contoh tersebut, tampak bahwa misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi tersebut.

Sumber : Buku Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan 

Merumuskan Visi Sekolah


1.        Pengertian Visi
Ada beberapa pengertian visi. Pertama, visi adalah bayangan tentang masa depan organisasi baik itu perusahaan atau lembaga. (H. Dawam Rahardjo dalam Wawasan dan Visi). Kedua, visi adalah sebuah pandangan masa depan organisasi yang realistis, terpercaya dan atraktif menuju kondisi yang lebih baik. Ketiga, visi adalah berkaitan dengan pandang ke depan, kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan, agar dapat bekerja secara eksis, konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif (H.Ismail, Visi dan Misi Depag. Makalah).
Setiap sekolah harus memiliki visi. Visi sekolah adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk emandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan dibawa. Visi juga merupakan gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Gambaran tersebut tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu UU pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintanya, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah, dan juga sesuai profil sekolah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan nasional sama tetapi profil sekolah, khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah, tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan sekolah/madrasah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah/madrasah lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.
2.      Hakikat Visi
Adapun hakikat visi yaitu
a.       Searti dengan tujuan, sasaran, dan hasil.
b.      Wujudnya lebih baik dari sekarang.
c.       Berorientasi masa depan: mungkin 25, 10, 5 .... atau 3 tahun yang akan datang.
d.      Bersifat logis dan realistis
e.       Menggambarkan pertumbuhan, perkembangan dan inovasi
f.       Berkenan dengan kepentingan bersama
3.      Karakteristik visi
Adapun visi yang baik mempunyai bebrapa karakteristik sebagai berikut:
a.       Harus sesuai dengan semangat zaman dan spirit institusi pendidikan.
b.      Harus menggambarkan sosok institusi pendidikan yang diidam-idamkan oleh masyarakat.
c.       Harus mampu menjelaskan arah dan institusi pendidikan.
d.      Harus mampu membangkitkan antusias dan komitmen dalam merealisasikan visi institusi pendidikan.
e.       Harus mampu jadi panduan strategis institusi pendidikan, dan menjadi sosok institusi pendidikan idaman masa depan.
Menurut Edwin A. Locke dalam “Esensi Kepemimpinan”, karakteristik kata atau kalimat yang digunakan dalam menyusun visi adalah ringkas, jelas, sederhana, gampang dipahami, menantang, stabil, berorientasi masa depan, dan disukai atau diinginkan orang banyak.
4.      Merumuskan Visi Sekolah
Kadang-kadang orang mencampuradukkan antara visi dan misi. Sebenarnya kita tidak menciptakan visi. Visi timbul karena adanya keyakinan (beliefs). Visi dirumuskan dari keyakinan. Visi tiada lain adalah interpretasi logis rasional dari keyakinan. Rumusan visi merupakan sesuatu yang penting namun tidak mudah untuk direalisasikan. Oleh karena itu, visi lebih berfungsi pada pemberian inspirasi dan dorongan untuk tumbuh dan berkembang.
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah/madrasah yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Mungkin kita mengimajinasikan sekolah/madrasah yang bermutu bagus, diminati oleh masyarakat, memiliki jumlah guru yang cukup dengan kualitas yang baik, fasilitas yang baik dan sebagainya.
Dalam menentukan visi tersebut, sekolah/madrasah harus memerhatikan perkembangan dan tantangan masa depan antara lain:
a)      Perkembangan iptek begitu cepat akan berpengaruh pada semua aspek kehidupan, termasuk teknologi pendidikan.
b)      Era global akan menyebabkan lalu lintas tenaga kerja sangat mudah, sehingga akan banyak tenaga kerja asing di Indonesia, sebaliknya banyak tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
c)      Era informasi yang menyebabkan peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber sehingga guru dan sekolah/madrasah bukan lagi satu-satunya sumber informasi.
d)     Era global akan berpengaruh terhadap perilaku dan moral manusia, sehingga sekolah/madrasah diharapkan berperan menanamkan akhlak kepada siswa.
e)      Kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang baik bagi anaknya ternyata paralel dengan persaingan antar sekolah untuk menggaet anak yang pandai dengan orang tua yang penuh perhatian, sehingga sekolah/madrasah yang mutunya jelek akan ditinggalkan mereka.
f)       Di era pasar global seperti AFTA kebutuhan bahasa Inggris akan sangat penting untuk sarana komunikasi dunia kerja.
g)      Era global juga membuka peluang terjadi pembukaan “cabang” sekolah/madrasah luar negeri di kota besar di Indonesia.
h)      Masyarakat semakin paham bahwa pendidikan bukan hanya untuk hal-hal yang beersifat kognitif, sehingga prinsip multiple intelegence menjadi salah satu harapan.
Tantangan tersebut harus direspon oleh sekolah/madrasah sehingga sekolah/madrasah akan mampu mengakomodasi sekaligus memanfaatkan peluang yang terkandung pada perkembangan tersebut.
Namun demikian, visi sekolah harus tetap berada dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Artinya, visi suatu sekolah/madrasah harus mengacu kepada kebijakan umum pendidikan yang ditetapkan secara nasional. Hal ini penting dipahami untuk menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah “bebas” menentukan visinya dan tidak terkait dengan kebijakan pihak lain. Oleh karena sekolah merupakan penyelenggaraa pendidikan dan pendidikan itu diatur dalam suatu sistem pendidikan nasional, tentu saja sekolah harus berada dalam koridor sistem pendidikan nasional tersebut.
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat filosofis bahkan sering kali mirip slogan. Sering pula dirumuskan dalam bentuk kalimat khas, mudah diingat dan terkait deng istilah tertentu. Pegadaian misalnya, memiliki visi dalam bentuk kalimat yang mudah diingat orang, yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, artinya, orang yang menggadaikan barang di Pegadaian tidak menimbulkan masalah baru. Dalam keluarga misalnya, merumuskan visinya mewujudkan “keluarga yang harmonis dan berkecukupan”. Tentunya visi “keluarga yang harmonis dan berkecukupan” sebenarnya mengandung cirri-ciri yang digambarkan si perumus, misalnya selalu rukun, memiliki anak-anak yang saleh, cerdasdan berbakti pada orang tua, memiliki pekerjaan dan penghasilan yang baik, memiliki rumah yang nyaman dan sebagainya.
Dari uraian tersebut, maka rumusan visi yang baik seharusnya memberikan isyarat:
a)      Berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama.
b)      Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
c)      Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
d)     Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat, dan komitmen.
e)      Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kea rah yang lebih baik.
f)       Menjadi dasar perumusan dan tujuan sekolah/madrasah.

Sumber : Buku Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan