Tuesday, March 27, 2012

KISI KISI UTS B.JEPANG


KISI KISI UTS B.JEPANG
1.  TEMA “MARIA SAN NO HEYA”
2.   KATA SIFAT CTH (KITANAI : KOTOR)
3.   PENGGUNAAN KATA SIFAT DALAM KALIMAT CTH (ANITA SAN NO UCHI WA  ATARASHII DESU)
4.   PENGGUNAAN KATA SIFAT DALAM PERCAKAPAN CTH
Q: Bina san no uchi wa ookii desuka
apakah rumah Bina besar?
A: (-) iie, chiisai desu
5.  KAIWA 1
Kaiwa 1
Haruko : ohayou gozaimasu
Ichigo : ohayou
Haruko : Futaro san no kaban wa atarashii desuka
Ichigo : hai, atarashii desu
Haruko : Joko san no mise wa hiroi desuka
Ichigo : hai, hiroi desu
Haruko : Vita san no heya wa akarui desuka
Ichigo : iie, kurai desu
Haruko : doumo arigatou gozaimasu
6.  TEMA “ASA NANI WO SHIMASUKA”
7.  KATA KERJA CTH (OINORISHIMASU : BERDOA)
8.  PENGGUNAAN KATA KERJA DALAM KALIMAT
9.  PENGGUNAAN KATA KERJA DALAM PERCAKAPAN
CTH
Budi : hiru nani wo shimasuka
Ratno : shinbun wo yomimasu
10.  PENGGUNAAN KATA KETERANGAN WAKTU (ASA, HIRU, YORU)
CTH  (asa gohan wo tabemasu)
11.  KAIWA 2
Ichigo : iie, douitashimashite
Kaiwa 2
Budi : ohayou gozaimasu
Ratno : ohayou
Budi : sumimasenga asa nani wo shimasuka
Ratno : sentakushimasu
Budi : hiru nani wo shimasuka
Ratno : shinbun wo yomimasu
Budi : yoru nani wo shimasuka
Ratno : shukudai wo shimasu
Budi : aa.. soudesuka
12.  PENGABUNGAN 2 KALIMAT MENJADI SATU KALIMAT
CTH
Adi san wa hiru terebi wo mimasu. Sorekara, rajio  wo  kikimasu
Pada siang hari Adi menonton TV, kemudian mendengarkan radio
13.  KAIWA 3
A: Ohayou gozaimasu
B: Ohayou
A: B san, Asa nani wo shimasuka.
(B apa yang kamu lakukan pada pagi hari?)
B: Ha wo migakimasu. Sorekara, shawaa wo abimasu.
(saya menggosok gigi kemudian mandi shower)
A san wa nani wo shimasuka.
(kalau A apa yang kamu lakukan )
A: Kao wo araimasu. Sorekara soujishimasu.
(saya membasuh muka kemudian bersih-bersih )
B: Soudesuka (oo begitu yaa), doumo arigatou gozaimasu
A: iie doutashimashite

Monday, March 19, 2012

SITI, BOCAH PENJUAL BAKSO

SEKARANG BUKAN WAKTUNYA UNTUK AFIKA, POLISI GANTENG ATAU DARSEM... SEKARANG WAKTUNYA UNTUK SITI, BOCAH PENJUAL BAKSO...


Siti berumur 7 tahun. Sehari-hari sepulang sekolah Siti masih harus berkeliling kampung menjajakan bakso. Karena ia masih anak-anak, tentu belum bisa mendorong rombong bakso. Jadi bakso dan kuahnya dimasukkan dalam termos nasi yang sebenarnya terlalu besar untuk anak seusianya. Termos seukuran itu berisi kuah tentu sangat berat.

Tangan kanan menenteng termos, tangan kiri menenteng ember plastik hitam berisi mangkok-mangkok, sendok kuah, dan peralatan lain. Dengan terseok-seok menenteng beban seberat itu, Siti harus berjalan keluar masuk kampung, terkadang jalanannya menanjak naik. Kalau ada pembeli, Siti akan meracik baksonya di mangkok yang diletakkan di lantai. Maklum ia tak punya meja. Terkadang jika ada anak yang membeli baksonya, Siti ingin bisa ikut mencicipi. Tapi ia terpaksa hanya menelan ludah, menahan keinginan itu. Setelah 4 jam berkeliling, ia mendapat upah 2000 perak saja! Kalau baksonya tak habis, upahnya hanya Rp. 1000,- saja. Lembaran seribuan lusuh berkali-kali digulung-gulungnya.

Sampai di rumah, Siti tak mendapati siapapun. Ibunya jadi buruh mencangkul lumpur di sawah milik orang lain. Tak setiap hari ia mendapat upah uang tunai. Terkadang ia hanya dijanjikan jika kelak panenan berhasil ia akan mendapatkan bagi hasilnya. Setiap hari kaki Ibunda Siti berlumur lumpur sampai setinggi paha. Ia hanya bisa berharap kelak panenan benar-benar berhasil agar bisa mendapat bayaran.

Hari itu Siti ingin bisa makan kangkung. Ia pergi ke rumah tetangganya, mengetuk pintu dan meminta ijin agar boleh mengambil kangkung. Meski sebenarnya Siti bisa saja langsung memetiknya, tapi ia selalu ingat pesan Ibunya untuk selalu minta ijin dulu pada pemiliknya. Setelah diijinkan, Siti langsung berkubang di empang untuk memetik kangkung, sebatas kebutuhannya bersama Ibunya. Petang hari Ibunya pulang. Siti menyerahkan 2000 perak yang didapatnya. Ia bangga bisa membantu Ibunya. Lalu Ibunya memasak kangkung hanya dengan garam. Berdua mereka makan di atas piring seng tua, sepiring nasi tak penuh sepiring, dimakan berdua hanya dengan kangkung dan garam. Bahkan ikan asin pun tak terbeli, kata Ibunda Siti.

Bayangkan, anak sekecil itu, pulang sekolah menenteng beban berat keliling kampung, tiba di rumah tak ada makanan. Kondisi rumahnya pun hanya sepetak ruangan berdinding kayu lapuk, atapnya bocor sana-sini. Sama sekali tak layak disebut rumah. Dengan kondisi kelelahan, dia kesepian sendiri menunggu Ibunya pulang hingga petang hari.

Sering Siti mengatakan dirinya kangen ayahnya. Ketika anak-anak lain di kampung mendapat kiriman uang dari ayah mereka yang bekerja di kota, Siti suka bertanya kapan ia dapat kiriman. Tapi kini Siti sudah paham bahwa ayahnya sudah wafat. Ia sering mengajak Ibunya ke makam ayahnya, berdoa disana. Makam ayahnya tak bernisan, tak ada uang pembeli nisan. Hanya sebatang kelapa penanda itu makam ayah Siti. Dengan rajin Siti menyapu sampah yang nyaris menutupi makam ayahnya. Disanalah Siti bersama Ibunya sering menangis sembari memanjatkan doa. Dalam doanya Siti selalu memohon agar dberi kesehatan supaya bisa tetap sekolah dan mengaji. Keinginan Siti sederhana saja : bisa beli sepatu dan tas untuk dipakai sekolah sebab miliknya sudah rusak.

Baksooo...baksoooo...suara siti menawarkan baksonya..suaranya bikin hati yg mendengarnya bagai tersayat-sayat...
Kepikiran dengan konsidi Siti, dini hari terbangun dari tidur saya buka internet dan search situs Trans7 khususnya acara Orang-Orang Pinggiran. Akhirnya saya dapatkan alamat Siti di Kampung Cipendeuy, Desa Cibereum, Cilangkahan, Banten dan nomor contact person (Pak Tono).

Semoga menyentuh hati nurani kita semua.

- Saatnya kita merenungkan, bersyukur & membuka pintu hati utk sebentuk kehidupan yg jauh kurang beruntung dr kita.
- Jika ingin berderma, sedikitpun sangat membantu, namun jika mampu, lebih baik memberikan "kail" daripada "ikan"-nya


sumber 

Monday, March 12, 2012

TUGAS INDIVIDU DAN KELAS MATA PELAJARAN B.JEPANG


I. TUGAS INDIVIDU


1.   Tulislah masing-masing 5  kalimat dengan menggunakan kata benda, sifat, dan kata kerja yang berbeda yang ditunjukkan seperti pada contoh kalimat di bawah ini (diterjemahkan juga ke dalam bahasa Indonesia) (tugas ditulis di buku) (dikumpulkan saat pelajaran berlangsung)
Contoh  Kalimat 1
a.       Ayako san no enpitsu wa atarashii desu (pensil milik Ayako baru) 
b.      Galing san no kaban wa chiisai desu (tas milik Gilang kecil) 
c.       dll
Contoh Kalimat 2 
a.       Findi san wa asa  shinbun wo yomimasu (pada pagi hari Findi membaca koran
b.      Iqbal san wa yoru shukudai wo shimasu (pada malam hari Iqbal mengerjakan PR) 
c.       dll
Contoh 3 
a.       Asa  kao wo araimasu sorekara gohan wo tabemasu (pada pagi hari saya membasuh muka kemudian makan nasi)  
b.      Hiru  ongaku wo kikimasu sorekara  pan wo tabemasu (pada siang hari saya mendengarkan musik kemudian makan roti) 
c.       dll
  
2.      Terjemahkanlah huruf hiragana di bawah ini ke dalam bahasa Indonesia kemudian artikan  dalam huruf romaji (latin)
a.     あやこさんの くつは きたないです。
b.     なるとさんの へやは ひろいです。
c.      まだらさんの ほんは あたらしいです
d.     わせださんの うちは おおきいです。
e.      えりこさんの だいどころは きれいです。
f.       ばさらさんは そうじします。
g.     とだせんせいは せんたくします。それから かおを あらいます。
h.     きむらせんせいは おいのり します。それから ごはんを たべます。

II. TUGAS KELAS

Prosedur tugas kelas
  1.  Membuat makalah (makalah disesuaikan dengan kelas masing-masing)
  2. Times New Roman Font 12 dengan spasi 1,5
  3. Jumlah halaman minimal 50 hal
  4. Isi makalah boleh menggunakan bahasa Indonesia dan/ atau bahasa Inggris
  5. Sertakan referensinya (asal dari sumber data)
  6. Dijilid hardcover (cover warna biru)
  7. Penulisan cover makalah sesuai standar penulisan makalah
  8. Kerjakan semaksimal mungkin, karena buku untuk tambahan koleksi perpustakaan. (bisa menjadi kenang-kenangan kalian semasa SMA dan bermanfaat bagi adik-adik kelas)
  9. Tugas dikumpulkan saat pelajaran bahasa Jepang berlangsung
  10.  Kelak akan berguna bagi generasi kalian di masa mendatang.
PEMBAGIAN  TOPIK MAKALAH
  1. XI IS 1  : SISTEM PEMERINTAHAN DI JEPANG
  2. XI IS 2  : SISTEM EKONOMI DI JEPANG
  3. XI IS 3 : SISTEM SOSIAL DAN BUDAYA DI MASYARAKAT JEPANG
  4. XI IA 1 : SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG
  5. XI IA 2 : SISTEM KESEHATAN DAN ASURANSI DI JEPANG
  6. XI IA 3 : SISTEM PENANGANAN GEMPA DI JEPANG
  7. XI IA 4 : SISTEM PEMBERDAYAAN LANJUT USIA DI JEPANG
  8. XI IA 5 : SISTEM TRANSPORTASI DAN LALULINTAS DI JEPANG
  9. XI IA 6 : SISTEM PERTANIAN DAN PEMASARAN HASIL TANI DI JEPANG
  10. XI IA 7 : SISTEM BURUH DAN TENAGA KERJA DI JEPANG
  11. XI IA 8 : SISTEM PERUMAHAN DAN ARSITEKTUR RUMAH DI JEPANG
  12. XI IA 9 : SISTEM PENGAWASAN MUTU MAKANAN DI JEPANG
  13. XI IA 11: SISTEM KERJASAMA LUARNEGERI DAN PERTAHANAN DI JEPANG

がんばってください。

Thursday, March 8, 2012

Alhamdullilah akhirnya pemerintah sadar juga

Pemerintah mengeluarkan peraturan baru soal kewajiban perusahaan tambang asing mendivestasikan sahamnya minimal 51% kepada mitra Indonesia. Tak ada pengecualian, Freeport pun harus melepas 51% sahamnya seperti yang dilakukan Newmont.

Aturan tersebut berbentuk Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 yang telah diteken Presiden SBY Februari lalu.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengatakan melihat acuan pasal dalam PP Nomor 24/2012, divestasi berlaku untuk seluruh perusahaan tambang asing. Menurutnya, dalam ketentuan disebutkan divestasi harus dilakukan setelah lima tahun sampai sepuluh tahun setelah perusahaan itu berproduksi.

"Kalau sudah peraturan pemerintah seperti ini berarti akan berlaku umum termasuk Freeport. Begitupun Newmont," kata Widjajono saat dihubungi Harian Detik, Rabu (7/3/2012) malam.

Dia menambahkan untuk pembahasan soal ini lebih lanjut akan dibentuk tim khusus yang diatur oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Namun, ia tidak bisa menyebutkan secara detil tentang langkah selanjutnya. "Saya baru pulang dari luar kota. Tidak minggu ini. Jadi mungkin bulan depan baru dibahas lagi dan akan disiapkan tim khusus yang membahas soal ini," ujar Widjajono.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menambahkan tim khusus nanti akan melakukan upaya pembicaraan dengan para perusahaan tambang asing. Kalaupun nanti ada yang keberatan dengan ketentuan baru ini, kata Widjajono, akan dibicarakan secara baik-baik. Menurutnya, langkah ini perlu dilakukan untuk mendukung dan memberikan keuntungan bagi negara. "Demi kebaikan negara, kita utamakan," pungkasnya.

Dalam ketentuan PP Nomor 24/2012, pemerintah mewajibkan perusahaan tambang asing mendivestasikan saham secara bertahap minimal 51% kepada mitra Indonesia setelah lima sampai dengan sepuluh tahun berproduksi. Menurut Widjajono, mitra Indonesia bisa mencakup pemerintah pusat, daerah, perusahaan swasta, dan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Dalam PP tersebut juga menyebutkan pengalihan saham asing dilakukan secara berurutan yang pertama kepada pemerintah pusat terlebih dulu. Kalau pemerintah pusat tidak bisa membeli, akan ditawarkan kepada pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota.

Bila pemerintah provinsi atau kabupaten/kota tidak bersedia, selanjutnya akan ditawarkan kepada BUMN dan BUMD dengan jalur lelang. Sementara, bila BUMN serta BUMD tidak bersedia, berikutnya akan ditawarkan kepada perusahaan swasta yang juga melalui proses lelang.
sumber

Sunday, March 4, 2012

Hal-Hal yang Membentuk Perilaku Etis Saat Bekerja


Hal-Hal yang Membentuk Perilaku Etis Saat Bekerja
Bersikap etis atau tidak seseorang di tempat kerja biasanya bukanlah hasil dari apa pun. Sebagai contoh, hal ini bukan saja kecenderungan etis para karyawan, karena bahkan karyawan yang etis pun dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasional. Jadi tugas pertama manajer adalah memahami apa yang membentuk perilaku etis, dan kemudian mengambil langkah-langkah nyata untuk memastikan bahwa para karyawan membuat pilihan-pilihan yang etis. Faktor-faktor yang membentuk perilaku etis yakni:
  • Faktor-Faktor Perorangan
Karena orang membawa nilai-nilai apa yang mereka anggap benar dan salah ke perkerjaan mereka, setiap individu harus menanggung beban kredit (atau kesalahan) untuk pilihan etika yang dibuatnya. Satu survei pada CFO perusahaan manufaktur mengekplorasi pemikiran mereka pada terikat atau tidak terikat dalam dua praktik bisnis yang dipertanyakan: mereka mencoba mendapatkan rahasia teknologi perusahaan pesaing dan memberikan pembayaran pada pemerintah asing untuk mengamankan bisnis. Para peneliti menyimpulkan bahwa predisposisi personel secara lebih kuat mempengaruhi keputusan daripada tekanan lingkungan atau karakteristik organisasi. Dalam kasus apapun, ujian kejujuran menunjukkan bahwa sebagian orang lebih cenderung untuk membuat pilihan etis yang benar maupun yang salah
  • Faktor-Faktor Keorganisasian
 Hal yang menakutkan dari perilaku tidak etis saat bekerja adalah bahwa hal itu tidak timbul karena keinginan pribadi. hasil-hasil dari suatu survei sebab-sebab utama pelanggaran prosedural yang berkaitan dengan etika yakni berada di bawah tekanan untuk memenuhi jadwal yang penuh tekanan adalah faktor pertama yang menyebabkan pelanggaran etika. Untuk sebagian besar karyawan ini beranggapan bahwa “mencapai target keuangan atau bisnis yang sangat tinggi” dan “membantu agar perusahaan dapat bertahan” adalah dua alasan teratas, sedangkan untuk “meningkatkan karier individu dan keuntungan keuangan individu” berada di peringkat terbawah dari daftar tersebut. Oleh karena itu (paling tidak dalam kasus ini), hampir semua pelanggaran etika terjadi karena pera karyawan merasa tertekan untuk melakukan apa yang mereka pikir adalah cara terbaik untuk membantu perusahaan mereka.
  • Pengaruh Atasan
Atasan menetapkan karakter umum, tindakannya merupakan sinyal-sinyal tentang apa yang benar dan apa yang salah. Menurut laporan,, misalnya “tingkah perilaku yang tidak dapat diterima saat bekerja turun dengan dramatis saat para karyawan mengatakan para penyelia mereka menunjukkan perilaku yang etis.” Hanya 25% karyawan yang setuju bahwa para penyelia mereka “memberikan contoh yang baik mengenai perilaku bisnis yang etis” mengatakan mereka telah melakukan pengamatan pelanggaran etika tahun lalu, bandingkan dengan 72% yang tidak merasa bahwa para penyelia mereka memberika contoh etika yang baik. Beberapa cara tentang bagaimana para penyelia secara sadar (atau tidak sadar) mengarahkan bawahan untuk melakukan hal yang tidak benar seperti : Mengatakan pada para staf untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai hasil.  Membebani berlebihan orang-orang dengan kinerja puncak untuk memastikan pekerjaan tersebut selesai. Mencari jalan lain saat terjadi hal-hal ilegal. Mengambil hasil kerja orang lain atau menghindari kesalahan.
  •  Aturan Hukum dan Kebijakan Etika
Aturan dan kebijakan etika adalah satu tanda bahwa perusahaan serius dalam masalah etika. Kadang kala aturan etika berjalan dengan baik, dan kadang kala tidak. Sebagian perusahaan sangat mendorong karyawannya untuk mengikuti “tes etika” untuk mengevaluasi apa yang akan mereka lakukan sesuai dengan aturan sikap di perusahaan yang bersangkutan.
  • 5.      Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah karakteristik nilai, tradisi, dan perilaku perusahaan yang dimiliki oleh para karyawannya. Nilai adalah keyakinan dasar tentang apa yang benar dan salah, atau tentang apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak (kejujuran adalah kebijakan yang terbaik). Nilai merupakan hal terpenting karena nilai-nilai itu memberikan pedoman dan menghubungkan perilaku, mengelola orang, membentuk perilaku mereka tergantung pada pembentukan nilai-nilai yang mereka gunakan sebagai pedoman perilaku. Oleh karena itu, budaya perusahaan harus mengirim sinyal yang jelas tentang apa perilaku yang bisa dan tidak bisa diterima.