1.
Pengertian Visi
Ada beberapa pengertian visi. Pertama, visi adalah bayangan
tentang masa depan organisasi baik itu perusahaan atau lembaga. (H. Dawam
Rahardjo dalam Wawasan dan Visi). Kedua, visi adalah sebuah pandangan masa
depan organisasi yang realistis, terpercaya dan atraktif menuju kondisi yang
lebih baik. Ketiga, visi adalah berkaitan dengan pandang ke depan, kemana
instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan, agar dapat bekerja secara
eksis, konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif (H.Ismail, Visi dan Misi
Depag. Makalah).
Setiap sekolah harus memiliki visi. Visi sekolah adalah wawasan
yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk emandu perumusan
misi sekolah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana
sekolah akan dibawa. Visi juga merupakan gambaran masa depan yang diinginkan
oleh sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup
dan perkembangannya.
Gambaran tersebut tentunya harus didasarkan pada landasan
yuridis, yaitu UU pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintanya, khususnya
tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah, dan juga
sesuai profil sekolah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah harus
tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional tetapi sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan
nasional sama tetapi profil sekolah, khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat
yang dilayani sekolah, tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan
sekolah/madrasah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah/madrasah lain,
asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.
2.
Hakikat Visi
Adapun hakikat visi yaitu
a.
Searti dengan tujuan, sasaran, dan hasil.
b.
Wujudnya lebih baik dari sekarang.
c.
Berorientasi masa depan: mungkin 25, 10,
5 .... atau 3 tahun yang akan datang.
d.
Bersifat logis dan realistis
e.
Menggambarkan pertumbuhan, perkembangan
dan inovasi
f.
Berkenan dengan kepentingan bersama
3.
Karakteristik visi
Adapun visi yang baik mempunyai bebrapa karakteristik sebagai
berikut:
a.
Harus sesuai dengan semangat zaman dan
spirit institusi pendidikan.
b.
Harus menggambarkan sosok institusi
pendidikan yang diidam-idamkan oleh masyarakat.
c.
Harus mampu menjelaskan arah dan
institusi pendidikan.
d.
Harus mampu membangkitkan antusias dan
komitmen dalam merealisasikan visi institusi pendidikan.
e.
Harus mampu jadi panduan strategis
institusi pendidikan, dan menjadi sosok institusi pendidikan idaman masa depan.
Menurut Edwin A. Locke dalam “Esensi Kepemimpinan”,
karakteristik kata atau kalimat yang digunakan dalam menyusun visi adalah
ringkas, jelas, sederhana, gampang dipahami, menantang, stabil, berorientasi
masa depan, dan disukai atau diinginkan orang banyak.
4.
Merumuskan Visi Sekolah
Kadang-kadang orang mencampuradukkan antara visi dan misi. Sebenarnya
kita tidak menciptakan visi. Visi timbul karena adanya keyakinan (beliefs). Visi dirumuskan dari
keyakinan. Visi tiada lain adalah interpretasi logis rasional dari keyakinan. Rumusan
visi merupakan sesuatu yang penting namun tidak mudah untuk direalisasikan. Oleh
karena itu, visi lebih berfungsi pada pemberian inspirasi dan dorongan untuk
tumbuh dan berkembang.
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil
sekolah/madrasah yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu
akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di
masa datang. Mungkin kita mengimajinasikan sekolah/madrasah yang bermutu bagus,
diminati oleh masyarakat, memiliki jumlah guru yang cukup dengan kualitas yang
baik, fasilitas yang baik dan sebagainya.
Dalam menentukan visi tersebut, sekolah/madrasah harus
memerhatikan perkembangan dan tantangan masa depan antara lain:
a)
Perkembangan iptek begitu cepat akan
berpengaruh pada semua aspek kehidupan, termasuk teknologi pendidikan.
b)
Era global akan menyebabkan lalu lintas
tenaga kerja sangat mudah, sehingga akan banyak tenaga kerja asing di
Indonesia, sebaliknya banyak tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
c)
Era informasi
yang menyebabkan peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber
sehingga guru dan sekolah/madrasah bukan lagi satu-satunya sumber informasi.
d)
Era global akan
berpengaruh terhadap perilaku dan moral manusia, sehingga sekolah/madrasah diharapkan berperan menanamkan akhlak
kepada siswa.
e)
Kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan yang baik bagi anaknya ternyata paralel dengan persaingan antar
sekolah untuk menggaet anak yang pandai dengan orang tua yang penuh perhatian,
sehingga sekolah/madrasah yang mutunya jelek akan ditinggalkan mereka.
f)
Di era pasar
global seperti AFTA kebutuhan bahasa Inggris akan sangat penting untuk sarana
komunikasi dunia kerja.
g)
Era global juga
membuka peluang terjadi pembukaan “cabang” sekolah/madrasah luar negeri di kota besar di Indonesia.
h)
Masyarakat
semakin paham bahwa pendidikan bukan hanya untuk hal-hal yang beersifat
kognitif, sehingga prinsip multiple
intelegence menjadi salah satu harapan.
Tantangan tersebut harus direspon oleh sekolah/madrasah sehingga
sekolah/madrasah akan mampu mengakomodasi sekaligus memanfaatkan peluang yang
terkandung pada perkembangan tersebut.
Namun demikian,
visi sekolah harus tetap berada dalam koridor kebijakan pendidikan nasional.
Artinya, visi suatu sekolah/madrasah harus mengacu kepada kebijakan umum pendidikan yang
ditetapkan secara nasional. Hal ini penting dipahami untuk menghindari
terjadinya kekeliruan bahwa sekolah “bebas” menentukan visinya dan tidak
terkait dengan kebijakan pihak lain. Oleh karena sekolah merupakan
penyelenggaraa pendidikan dan pendidikan itu diatur dalam suatu sistem
pendidikan nasional, tentu saja sekolah harus berada dalam koridor sistem
pendidikan nasional tersebut.
Visi pada umumnya
dirumuskan dengan kalimat filosofis bahkan sering kali mirip slogan. Sering
pula dirumuskan dalam bentuk kalimat khas, mudah diingat dan terkait deng
istilah tertentu. Pegadaian misalnya, memiliki visi dalam bentuk kalimat yang
mudah diingat orang, yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, artinya, orang
yang menggadaikan barang di Pegadaian tidak menimbulkan masalah baru. Dalam
keluarga misalnya, merumuskan visinya mewujudkan “keluarga yang harmonis dan
berkecukupan”. Tentunya visi “keluarga yang harmonis dan berkecukupan”
sebenarnya mengandung cirri-ciri yang digambarkan si perumus, misalnya selalu
rukun, memiliki anak-anak yang saleh, cerdasdan berbakti pada orang tua,
memiliki pekerjaan dan penghasilan yang baik, memiliki rumah yang nyaman dan
sebagainya.
Dari uraian
tersebut, maka rumusan visi yang baik seharusnya memberikan isyarat:
a) Berorientasi ke masa depan, untuk jangka
waktu yang lama.
b) Menunjukkan keyakinan masa depan yang
jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
c) Mencerminkan standar keunggulan dan
cita-cita yang ingin dicapai.
d) Mencerminkan dorongan yang kuat akan
tumbuhnya inspirasi, semangat, dan komitmen.
e) Mampu menjadi dasar dan mendorong
terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kea rah yang lebih baik.
f) Menjadi dasar perumusan dan tujuan
sekolah/madrasah.
Sumber : Buku Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan
No comments:
Post a Comment