Monday, January 2, 2012

Merumuskan Visi Sekolah


1.        Pengertian Visi
Ada beberapa pengertian visi. Pertama, visi adalah bayangan tentang masa depan organisasi baik itu perusahaan atau lembaga. (H. Dawam Rahardjo dalam Wawasan dan Visi). Kedua, visi adalah sebuah pandangan masa depan organisasi yang realistis, terpercaya dan atraktif menuju kondisi yang lebih baik. Ketiga, visi adalah berkaitan dengan pandang ke depan, kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan, agar dapat bekerja secara eksis, konsisten, antisipatif, inovatif dan produktif (H.Ismail, Visi dan Misi Depag. Makalah).
Setiap sekolah harus memiliki visi. Visi sekolah adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk emandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan dibawa. Visi juga merupakan gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya.
Gambaran tersebut tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu UU pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintanya, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah, dan juga sesuai profil sekolah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan nasional sama tetapi profil sekolah, khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah, tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan sekolah/madrasah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah/madrasah lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.
2.      Hakikat Visi
Adapun hakikat visi yaitu
a.       Searti dengan tujuan, sasaran, dan hasil.
b.      Wujudnya lebih baik dari sekarang.
c.       Berorientasi masa depan: mungkin 25, 10, 5 .... atau 3 tahun yang akan datang.
d.      Bersifat logis dan realistis
e.       Menggambarkan pertumbuhan, perkembangan dan inovasi
f.       Berkenan dengan kepentingan bersama
3.      Karakteristik visi
Adapun visi yang baik mempunyai bebrapa karakteristik sebagai berikut:
a.       Harus sesuai dengan semangat zaman dan spirit institusi pendidikan.
b.      Harus menggambarkan sosok institusi pendidikan yang diidam-idamkan oleh masyarakat.
c.       Harus mampu menjelaskan arah dan institusi pendidikan.
d.      Harus mampu membangkitkan antusias dan komitmen dalam merealisasikan visi institusi pendidikan.
e.       Harus mampu jadi panduan strategis institusi pendidikan, dan menjadi sosok institusi pendidikan idaman masa depan.
Menurut Edwin A. Locke dalam “Esensi Kepemimpinan”, karakteristik kata atau kalimat yang digunakan dalam menyusun visi adalah ringkas, jelas, sederhana, gampang dipahami, menantang, stabil, berorientasi masa depan, dan disukai atau diinginkan orang banyak.
4.      Merumuskan Visi Sekolah
Kadang-kadang orang mencampuradukkan antara visi dan misi. Sebenarnya kita tidak menciptakan visi. Visi timbul karena adanya keyakinan (beliefs). Visi dirumuskan dari keyakinan. Visi tiada lain adalah interpretasi logis rasional dari keyakinan. Rumusan visi merupakan sesuatu yang penting namun tidak mudah untuk direalisasikan. Oleh karena itu, visi lebih berfungsi pada pemberian inspirasi dan dorongan untuk tumbuh dan berkembang.
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah/madrasah yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Mungkin kita mengimajinasikan sekolah/madrasah yang bermutu bagus, diminati oleh masyarakat, memiliki jumlah guru yang cukup dengan kualitas yang baik, fasilitas yang baik dan sebagainya.
Dalam menentukan visi tersebut, sekolah/madrasah harus memerhatikan perkembangan dan tantangan masa depan antara lain:
a)      Perkembangan iptek begitu cepat akan berpengaruh pada semua aspek kehidupan, termasuk teknologi pendidikan.
b)      Era global akan menyebabkan lalu lintas tenaga kerja sangat mudah, sehingga akan banyak tenaga kerja asing di Indonesia, sebaliknya banyak tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
c)      Era informasi yang menyebabkan peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber sehingga guru dan sekolah/madrasah bukan lagi satu-satunya sumber informasi.
d)     Era global akan berpengaruh terhadap perilaku dan moral manusia, sehingga sekolah/madrasah diharapkan berperan menanamkan akhlak kepada siswa.
e)      Kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang baik bagi anaknya ternyata paralel dengan persaingan antar sekolah untuk menggaet anak yang pandai dengan orang tua yang penuh perhatian, sehingga sekolah/madrasah yang mutunya jelek akan ditinggalkan mereka.
f)       Di era pasar global seperti AFTA kebutuhan bahasa Inggris akan sangat penting untuk sarana komunikasi dunia kerja.
g)      Era global juga membuka peluang terjadi pembukaan “cabang” sekolah/madrasah luar negeri di kota besar di Indonesia.
h)      Masyarakat semakin paham bahwa pendidikan bukan hanya untuk hal-hal yang beersifat kognitif, sehingga prinsip multiple intelegence menjadi salah satu harapan.
Tantangan tersebut harus direspon oleh sekolah/madrasah sehingga sekolah/madrasah akan mampu mengakomodasi sekaligus memanfaatkan peluang yang terkandung pada perkembangan tersebut.
Namun demikian, visi sekolah harus tetap berada dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Artinya, visi suatu sekolah/madrasah harus mengacu kepada kebijakan umum pendidikan yang ditetapkan secara nasional. Hal ini penting dipahami untuk menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah “bebas” menentukan visinya dan tidak terkait dengan kebijakan pihak lain. Oleh karena sekolah merupakan penyelenggaraa pendidikan dan pendidikan itu diatur dalam suatu sistem pendidikan nasional, tentu saja sekolah harus berada dalam koridor sistem pendidikan nasional tersebut.
Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat filosofis bahkan sering kali mirip slogan. Sering pula dirumuskan dalam bentuk kalimat khas, mudah diingat dan terkait deng istilah tertentu. Pegadaian misalnya, memiliki visi dalam bentuk kalimat yang mudah diingat orang, yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, artinya, orang yang menggadaikan barang di Pegadaian tidak menimbulkan masalah baru. Dalam keluarga misalnya, merumuskan visinya mewujudkan “keluarga yang harmonis dan berkecukupan”. Tentunya visi “keluarga yang harmonis dan berkecukupan” sebenarnya mengandung cirri-ciri yang digambarkan si perumus, misalnya selalu rukun, memiliki anak-anak yang saleh, cerdasdan berbakti pada orang tua, memiliki pekerjaan dan penghasilan yang baik, memiliki rumah yang nyaman dan sebagainya.
Dari uraian tersebut, maka rumusan visi yang baik seharusnya memberikan isyarat:
a)      Berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama.
b)      Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
c)      Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
d)     Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat, dan komitmen.
e)      Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah kea rah yang lebih baik.
f)       Menjadi dasar perumusan dan tujuan sekolah/madrasah.

Sumber : Buku Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan

No comments: